LightReader

Chapter 39 - Bab 39: Bayangan yang Menghantui Kemenangan

Keheningan yang mencekam kembali menyelimuti dataran salju, namun kali ini terasa berbeda. Bukan ketegangan pertempuran, melainkan hening yang dalam, penuh dengan pertanyaan tanpa jawaban. Volturi telah melarikan diri, babak baru dalam sejarah vampir telah tertulis, dan semua itu berkat intervensi tak terduga dari Adrian. Ia berdiri tegak, pedang di tangannya meneteskan sisa debu vampir, matanya yang keperakan menatap sekeliling dengan ketenangan yang menakutkan. Alice, berdiri agak jauh, menatapnya, kebingungan dan firasatnya memuncak.

Kemenangan telah diraih, namun dengan harga sebuah misteri yang jauh lebih besar.

Reaksi Para Vampir dan Manusia

Keluarga Cullen dan sekutu mereka berangsur pulih dari keterkejutan. Mereka telah menyaksikan kekuatan yang melampaui pemahaman mereka. Edward, yang paling peka, merasakan kehampaan pikiran Adrian yang semakin intens, sebuah paradoks yang menusuk akal sehatnya. Ia tidak bisa membaca pikiran Adrian, namun ia merasakan kekuatan yang mengerikan dan kuno memancar dari setiap gerak-gerik pria itu.

"Siapa dia?" bisik Eleazar dari Denali, dengan mata terbelalak, menunjuk ke Adrian. "Aku belum pernah merasakan kekuatan seperti itu pada manusia mana pun!"

Carlisle, yang bijaksana, hanya bisa menggelengkan kepala. "Aku... aku tidak tahu. Dia adalah guru sejarah di Forks High. Namanya Adrian." Ia mencoba memahami, namun semua logikanya runtuh.

Sementara itu, para saksi manusia, yang terlalu jauh untuk melihat detail pertempuran Adrian namun menyaksikan kepergian Volturi yang tiba-tiba, diliputi kelegaan yang luar biasa. Mereka tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi, tetapi mereka tahu bahwa bahaya telah berlalu.

Tatapan yang Tak Terhindarkan

Adrian, setelah memastikan tidak ada lagi ancaman yang tersisa, perlahan menyarungkan pedangnya. Ia melangkah tenang, menuju ke tempat Alice berada. Setiap langkahnya terasa disengaja, sebuah deklarasi yang tak terucapkan.

Alice tidak bisa lagi menyembunyikan keterkejutannya. Matanya, yang biasanya memancarkan cahaya, kini dipenuhi bayangan pertanyaan. Ia telah melihat Adrian melukai Felix, membunuh Jane dan Alec, dan membuat Aro gemetar. Ini bukanlah manusia biasa. Ini adalah sosok yang kuat dan mematikan, sosok yang selama ini ia yakini adalah manusia, namun kini terbukti jauh melampaui itu.

Adrian berhenti di hadapan Alice. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menatap Alice dengan mata keperakan yang dalam, sebuah tatapan yang Alice kenali sebagai campuran dari kemarahan yang dingin dan ketertarikan yang tak dapat dijelaskan. Ia melihat bayangan Sang Guru Berbayang di mata Adrian, sebuah kebenaran yang mengerikan namun tak dapat ia sangkal.

Tangannya terulur, bukan untuk menyakiti, melainkan untuk menyentuh pipi Alice dengan lembut. Sentuhannya dingin, namun ada semacam intensitas yang membuat Alice merinding.

"Kau aman sekarang," bisik Adrian, suaranya pelan namun resonan, hanya terdengar oleh Alice. Tidak ada penjelasan. Tidak ada pengungkapan identitas. Hanya sebuah pernyataan, sebuah janji terselubung.

Misteri yang Tertinggal

Adrian menarik tangannya, berbalik, dan mulai melangkah menjauh dari medan perang yang penuh jejak darah dan debu vampir. Ia tidak menoleh ke belakang. Ia melangkah menuju hutan, menghilang di antara pepohonan seolah ia adalah bayangan yang tak pernah ada.

Para Cullen dan sekutu mereka berusaha mengejarnya, memanggil namanya, namun Adrian bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa mereka kejar, menghilang tanpa jejak. Ia telah melakukan apa yang perlu ia lakukan: menyelamatkan Alice, menunjukkan kekuatannya tanpa mengungkapkan dirinya sebagai The One Sang Pembantai, dan mengakhiri konflik Volturi.

Dunia Twilight kini telah berubah. Volturi telah dipecundangi oleh kekuatan tak dikenal. Keluarga Cullen dan sekutu mereka telah diselamatkan oleh seorang "manusia" misterius yang melampaui segala pemahaman. Dan di hati Alice, sebuah kebingungan baru telah tumbuh, sebuah bayangan yang akan menghantui dirinya. Ia tahu Adrian bukan manusia biasa. Ia tidak tahu siapa dia, tapi ia tahu Adrian lebih dari sekadar Pendekar Pedang. Ia adalah misteri yang kini mengikatnya lebih erat daripada sebelumnya.

Kemenangan ini terasa hampa bagi Sephiroth. Ia telah mengakhiri konflik, namun ia masih merasakan kehampaan yang sama. Namun, kehadiran Alice, dan pertanyaan yang terpancar dari matanya, kini menjadi anomali yang lebih besar.

More Chapters