LightReader

Chapter 25 - Chapter 25 – Whispers Beneath the Moonlight

Chapter 25 – Whispers Beneath the Moonlight (Bisikan di Bawah Cahaya Bulan)

Angin malam berhembus pelan menyentuh dedaunan bambu di pekarangan belakang rumah keluarga Lawzi. Di langit yang diselimuti bintang, bulan menggantung seperti lentera surgawi yang tenang, memandikan desa Yunboa dengan cahaya keperakan yang lembut.

Di sebuah sudut beranda yang hangat, duduklah dua anak muda yang saling bersandar: Lawzi Zienxi dan Lawzi Vuyei. Wajah mereka diterangi pelita kecil, sementara di hadapan mereka, duduk seorang wanita berambut panjang yang memancarkan aura tenang dan misterius Tsai Mianzu, ibu dari Vuyei.

Di dekat mereka, tiga orang dewasa lainnya juga ikut mendengarkan: Lawzi Kunren yang bersandar di tiang bambu, Lawzi Jeu yang duduk bersila sambil sesekali menyeruput teh hangat, dan Quim Zunxi yang memintal benang di tangannya namun tetap menyimak penuh perhatian.

"Zienxi, Vuyei," Tsai Mianzu memulai, suaranya lembut namun dalam. "Kalian pernah bertanya tentang dunia kultivasi. Malam ini, biar Ibu cerita sedikit…"

Vuyei menatap ibunya dengan mata berbinar. "Jadi... kultivasi itu seperti apa, Bu?"

Tsai Mianzu tersenyum kecil. "Kultivasi bukan sekadar kekuatan. Itu adalah jalan untuk menantang batas manusia untuk memahami tubuh, jiwa, dan alam semesta. Tapi jalannya panjang dan keras. Dunia ini membaginya dalam beberapa tahap utama. Aku akan ceritakan step pertama dulu."

Zienxi, meski terlihat biasa saja, tak berkata apa-apa. Namun matanya sedikit menyipit, diam-diam memperhatikan.

"Langkah pertama," Tsai Mianzu melanjutkan sambil menatap langit, "disebut sebagai Mortal Root Path, atau Jalur Akar Duniawi. Inilah fondasi dari semua kultivasi. Di tahap ini, seseorang belum bisa menyentuh kekuatan surgawi, tapi mulai membentuk tubuh dan jalur energi dalam dirinya."

Dia mengangkat jarinya dan menyebutkan satu per satu:

"Pertama, Root Tempering Stage, di sinilah tubuh ditempa dan akar roh mulai berkembang. Ada lima belas tingkat dalam tahap ini."

"Kedua, Vein Opening Stage, ketika saluran energi dalam tubuh dibuka perlahan."

"Ketiga, Meridian Awakening Stage, titik-titik penting dalam tubuh akan mulai menyala, memberi aliran pada energi spiritual."

"Keempat, Spirit Root Cultivation Stage. Akar roh ditumbuhkan dan dipadatkan agar bisa menyerap energi dari langit dan bumi."

"Kelima, Core Essence Formation. Inti kekuatan dibentuk dalam tubuh, biasanya berbentuk inti kecil di dan-tian seseorang."

"Keenam, Heavenly Pulse Synchronization ketika denyut tubuh seseorang mulai selaras dengan denyut alam semesta. Ini tahap yang sangat sulit."

"Dan terakhir di Step 1, Heavenforged Path. Jika seseorang bisa sampai sini, umurnya akan bertambah. Ia sudah siap menapaki jalan berikutnya."

Vuyei tercengang. "Banyak sekali tahapannya… Semua itu harus dilalui?"

"Iya," jawab Tsai Mianzu lembut. "Tak ada jalan pintas di dunia kultivasi. Bahkan mencapai Root Tempering tingkat lima belas saja sudah membuat banyak orang kelelahan."

Quim Zunxi akhirnya angkat bicara sambil tersenyum, "Kau selalu pandai menjelaskan, Mianzu."

Lawzi Kunren menambahkan dengan nada rendah, "Tapi tak semua orang cocok untuk jalan ini. Dunia kultivasi... kejam."

Lawzi Jeu mengangguk pelan. "Namun, jalan itu terbuka bagi siapa saja yang cukup kuat untuk bertahan."

Angin kembali berhembus, dan suara dedaunan bergesekan mengiringi diamnya sejenak suasana. Zienxi menatap tanah, dalam pikirannya ada banyak pertanyaan, tapi tak satu pun diucapkannya.

Sementara itu, Vuyei berbisik lirih, "Aku ingin mencoba... suatu hari nanti."

Malam semakin larut di Desa Yunboa. Suara jangkrik bersahutan di kejauhan, angin berhembus lembut melewati rerumputan dan dedaunan. Di dalam rumah kayu sederhana yang hangat, keluarga besar Lawzi berkumpul di dekat perapian kecil. Api berkerlip pelan, melemparkan bayangan ke dinding dan wajah-wajah yang tengah mendengarkan.

Tsai Mianzu duduk bersila, sorot matanya dalam dan penuh cerita. Di sampingnya, Vuyei bersandar dengan antusias, sementara Zienxi duduk dengan posisi tenang tapi penuh rasa ingin tahu. Lawzi Kunren, Lawzi Jeu, dan Quim Zunxi berada tak jauh dari mereka, mendengarkan percakapan dengan saksama.

Tsai Mianzu melanjutkan kisahnya dengan suara tenang namun menggugah rasa penasaran.

“Ada satu hal lagi,” katanya sambil menatap nyala api. “Aku pernah mendengar... bahwa jalur kultivasi tak berhenti di Heavenforged Path.”

Mata Vuyei membesar. “Maksud Ibu... masih ada setelah itu?”

“Ya,” Tsai Mianzu mengangguk pelan. “Katanya, di atas sana lebih jauh dari yang bisa dibayangkan ada sesuatu yang disebut Step Kedua. Tapi itu hanya rumor. Tak ada yang benar-benar tahu namanya. Hanya bisikan yang terdengar dari generasi ke generasi.”

Lawzi Kunren bersandar, wajahnya menegang ringan. “Aku juga pernah mendengar desas-desus itu… waktu muda dulu. Tapi tidak pernah ada bukti.”

“Begitu pun aku,” Lawzi Jeu menimpali, suaranya pelan dan penuh perenungan. “Guru dari desa sebelah pernah menyebutkan hal itu, tapi katanya semua itu hanya ilusi dari para pengejar kekuatan.”

Quim Zunxi memandang api yang berkedip, lalu berbisik, “Jika itu ada… mungkinkah seseorang benar-benar mencapainya?”

Zienxi akhirnya bersuara, memecah keheningan dengan nada yang berbeda dari biasanya serius, tapi ada rasa kagum yang tak bisa disembunyikan.

“Kalau memang benar ada Step Kedua itu… apa seseorang yang mencapainya akan menjadi sangat kuat?” tanyanya pelan.

Tsai Mianzu menoleh padanya, tersenyum samar namun matanya memancarkan makna mendalam.

“Jika memang ada…” ucapnya. “Mereka tidak akan sekadar kuat, Zienxi. Mereka bisa saja menjadi seperti mitos hidup… melebihi batas manusia. Tapi kekuatan seperti itu pasti memiliki harga.”

Keheningan kembali turun menyelimuti ruangan. Angin malam meniup lembut, seolah ikut membawa bisikan-bisikan tentang langit yang belum terjamah… dan jalur yang hanya dimengerti oleh mereka yang berani menginjaknya.

Keesokan harinya, sinar matahari menyinari seluruh wilayah Sekte Daun 7 Sisi, namun suasana di dalam Aula Utama Sekte terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Aura ketegangan dan antisipasi menggantung di udara.

Di dalam aula yang luas dan penuh ukiran simbol daun bersisi tujuh, para murid baru yang telah melewati tiga tahap seleksi berdiri berbaris rapi. Jumlah mereka kini jauh lebih sedikit dari awal pendaftaran. Wajah-wajah penuh harapan dan kelelahan menyatu dalam diam.

Para tetua sekte berdiri di atas panggung batu dengan tatapan serius. Di belakang mereka, beberapa murid senior tampak menjaga suasana, mengenakan jubah khusus dengan pola daun berwarna emas. Aura mereka tenang namun penuh tekanan tak kasat mata.

Di antara kerumunan murid baru, Yun Xiwe berdiri dengan tenang, namun pikirannya dipenuhi pertanyaan.

"Apa menurutmu ini tentang jalur resmi kultivasi?" bisik Yun Xiwe pada Xieyi Zui yang berdiri di sampingnya.

Xieyi menggeleng pelan, matanya masih fokus ke panggung.

"Aku tidak tahu... tapi sepertinya ini lebih besar dari itu."

Beberapa langkah dari mereka, Yuji Daofei berdiri dengan tangan terlipat, tatapannya menembus ke arah tetua utama.

"Mereka tidak akan mengumpulkan kita di sini tanpa alasan penting..." gumamnya.

Jia Wei melirik ke arah panggung, lalu membisik pada adiknya.

"Kenapa menurutmu para murid senior juga ikut berdiri di sana? Biasanya mereka tidak terlalu peduli dengan pengumuman murid baru."

Jia Yuwei menjawab lirih.

"Aku tidak tahu... tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda hari ini. Seolah... sesuatu yang besar akan dimulai."

Tiba-tiba, suara gong besar menggema dari dinding utara aula. Semua murid langsung diam, membalikkan pandangan ke arah tengah panggung.

Salah satu Tetua Besar, berjubah hijau zamrud dengan bordiran perak di ujung lengan dan kerah, melangkah maju. Ia membawa tongkat kayu hitam dengan simbol tujuh daun mengelilingi batu giok hijau di puncaknya.

Tatapannya menyapu seluruh ruangan sebelum ia mulai berbicara dengan suara dalam yang bergema:

"Selamat kepada kalian yang telah melewati tiga tahap seleksi. Kalian bukan lagi sekadar calon, tapi kini... berdiri sebagai murid resmi dari Sekte Daun 7 Sisi."

Terdengar bisik-bisik pelan dari para murid yang tersisa. Beberapa terlihat lega, beberapa masih penuh tanya.

Tetua itu melanjutkan dengan nada yang lebih dalam, "Namun perjalanan kalian baru saja dimulai. Hari ini, kalian akan diperkenalkan pada jalan sejati para kultivator sebuah jalan yang telah ditempuh oleh para pendiri sekte ini... dan yang kelak akan kalian jalani."

Yun Xiwe menelan ludah.

"Jalan sejati?" bisiknya.

Daofei mengernyit.

"Aku yakin ini bukan pelajaran biasa..."

Para murid pun menunggu, menahan napas dalam sunyi, ketika sang tetua perlahan mengangkat tongkatnya dan mengarahkan ke langit-langit aula. Sebuah simbol bercahaya mulai muncul di udara, berbentuk daun tujuh sisi yang terbuka, seolah menunjukkan sesuatu di baliknya...

More Chapters