Chapter 30 – Paviliun Kehidupan dan Akar Baru
Langit di atas Sekte Daun 7 Sisi mulai meredup dengan lembut saat senja menyentuh batas cakrawala. Di antara semburat jingga dan angin sore yang lembut, tiga sosok berjalan perlahan melewati jalan berbatu yang menuju salah satu tempat paling tenang dan tersembunyi dalam sekte, Paviliun Kehidupan.
Tetua Miwa, dengan rambut keperakan yang disanggul rapi dan sorot mata yang menghangatkan hati, memimpin di depan. Di belakangnya, dua anak kecil berjalan dalam diam, Lawzi Zienxi dan sepupunya, Lawzi Vuyei. Langkah mereka pelan, seolah enggan meninggalkan masa lalu yang baru saja mereka kubur.
Setibanya di Paviliun, tetua Miwa menunjuk ke arah bangunan indah berwarna biru kebiruan yang berdiri di tengah taman luas penuh bunga spiritual yang memancarkan cahaya lembut.
“Di sinilah kalian akan tinggal mulai hari ini. Rumah baru kalian,” ucapnya lembut.
Vuyei membuka mulutnya sedikit, kagum dengan keindahan tempat itu. Matanya berkilau, mungkin karena cahaya kristal biru di langit-langit… atau mungkin karena air mata yang masih menggantung di pelupuk matanya. Sementara itu, Zienxi masih terdiam. Tatapannya lurus, acuh namun tajam, seolah pikirannya masih berada di puing-puing rumah yang sudah terbakar.
Tetua Miwa mengamati keduanya sejenak, lalu bertanya perlahan.
“Apakah kalian sungguh ingin berkultivasi?”
Suasana hening. Vuyei menunduk sejenak, lalu menjawab dengan suara lirih.
“Aku ingin… kalau kakakku juga ingin.”
Zienxi menoleh sedikit ke arah adiknya. Tatapan mereka bertemu. Untuk pertama kalinya sejak tragedi itu, ekspresi Zienxi melunak. Dia menarik napas, lalu menjawab pelan namun jelas.
“Aku ingin berkultivasi.”
Senyum lembut mengembang di wajah Tetua Miwa. Ia mengangguk pelan lalu berkata,
“Kalau begitu, mari kulihat akar roh kalian.”
Dia merentangkan tangan dan membentuk formasi kecil di udara. Cahaya hangat menyelimuti tubuh Vuyei terlebih dahulu. Segera, aura spiritual mengalir keluar dari tubuh gadis kecil itu.
“Hebat…” gumam Tetua Miwa. “Akar roh kuat dan… bakat alamimu luar biasa untuk anak seusiamu. Baru sebelas tahun, tapi potensimu sangat tinggi.”
Ia melirik ke arah Zienxi. Saat dia memeriksa akar roh Zienxi, raut wajahnya berubah. Akar roh Zienxi tampak bergetar pelan, warnanya agak gelap dan sulit dibaca. Namun tidak ada tanda bahwa dia tidak bisa berkultivasi.
“Akar roh yang… aneh,” ucapnya pelan. “Sulit dijelaskan, tidak umum… Tapi tetap bisa berkultivasi. Bakatmu pun tidak buruk.”
Zienxi hanya mengangguk pelan.
Sementara itu, di tengah Sekte Daun 7 Sisi, para murid dan tetua masih berkumpul. Tatapan mereka gelisah namun penuh rasa ingin tahu.
Jia Yuwei, yang berdiri di tengah, melanjutkan ceritanya.
“Saat kami tiba di desa Yunboa… Rumah mereka sudah hancur. Aku melihat kedua anak itu… memeluk tubuh ayah dan ibu mereka… sambil menangis…”
Suasana hening. Beberapa murid tampak terkejut, beberapa menunduk. Bahkan Jia Wei dan Yun Xiwe yang biasa tenang pun terdiam.
Tetua Miwa yang sudah kembali dari Paviliun memperhatikan semua yang hadir.
“Sebelum ibunya meninggal,” lanjut Jia Yuwei dengan suara lirih, “Vuyei berkata bahwa sang ibu sempat berbisik padanya… ‘Pergilah ke kota Holuang… temui paman dan bibimu…’ lalu dia menambahkan… ‘karena aku telah memilih jalan yang salah.’”
Ucapan itu menggantung di udara. Sebagian besar murid dan tetua saling memandang, bingung. Apa maksud perkataan terakhir itu? Jalan yang salah?
“Siapa mereka sebenarnya?” tanya seorang tetua wanita. “Siapa paman dan bibi yang dimaksud?”
“Apakah mereka juga kultivator?” tanya yang lain.
Tetua jenggot putih tampak memejamkan mata, mencoba mengingat sesuatu, seolah ada potongan kenangan di masa lalu.
"Apa maksud semua ini, aku sangat bingung...”
Langit mulai benar-benar tenggelam dalam gelap. Tapi di dalam Sekte Daun 7 Sisi, cahaya baru sedang tumbuh.
Di Paviliun Kehidupan, dua anak kecil duduk di beranda, memandang langit malam yang dipenuhi bintang. Masa lalu mereka hancur, namun jalan baru sedang terbuka. Jalan menuju balas dendam, kebenaran… dan takdir yang tak terhindarkan.
Suasana kembali seperti semula di Sekte Daun 7 Sisi. Tawa dan canda terdengar di beberapa bagian kompleks. Para kultivator muda bercanda dan berbicara tentang perkembangan kultivasi mereka. Di tempat yang agak tinggi, Yuji Daofei, yang telah mencapai Root Tempering Stage tingkat 15, berdiri diam memandang langit malam, seakan mencari jawaban dari sesuatu yang hanya ia pahami sendiri.
Sementara itu, Wang Xuei seperti biasa menunjukkan sisi nakal dan liciknya. Ia menggoda Hui Baifa yang tampak kesal namun tidak bisa berbuat banyak. Di sisi lain, Xieyi Zui duduk berdampingan dengan Yun Xiwe, keduanya berbicara dengan suara lembut tentang dua anak yang baru datang ke sekte.
"Apakah mereka akan kuat seperti kita nanti?" tanya Xieyi.
Xiwe tersenyum tipis. "Kalau mereka sungguh-sungguh, siapa tahu."
Di sudut lain, Jia Wei sedang menenangkan adiknya, Jia Yuwei, yang masih menyimpan duka atas tragedi yang menimpa keluarga Lawzi.
Keesokan harinya, di dalam Paviliun Kehidupan, Lawzi Zienxi dan Lawzi Vuyei memulai pelatihan kultivasi mereka di bawah bimbingan langsung dari Tetua Miwa. Paviliun itu indah dan sejuk, dikelilingi batu giok biru dan air terjun kecil yang menenangkan.
Zienxi duduk bersila dengan tatapan serius. Di sampingnya, Vuyei mengikuti dengan semangat yang perlahan tumbuh. Tetua Miwa berjalan mengelilingi mereka, memberikan arahan sambil memperhatikan pergerakan energi spiritual yang mulai meresap ke dalam tubuh kedua anak itu.
"Bangunlah pondasimu dengan sabar dan ketekunan. Kekuatan sejati tidak muncul dari kecepatan, tapi dari keteguhan," ucap Tetua Miwa dengan suara tenang.
Vuyei menatap kakaknya sejenak, lalu berkata, "Aku akan terus belajar, selama kakak juga ada di sini."
Zienxi mengangguk, kali ini sedikit lebih tenang dari biasanya.
Di tempat lain di dalam sekte, para murid lainnya juga sedang berkultivasi dengan penuh semangat. Jia Yuwei dan Jia Wei berlatih dengan serius untuk menembus tahap berikutnya, yaitu Vein Opening Stage. Fang Sei, Hui Baifa, Yuji Daofei, Yun Xiwe, Xieyi Zui, dan Wang Xuei juga melakukan hal yang sama, masing-masing tenggelam dalam dunia meditasi dan sirkulasi energi spiritual mereka.
Di wilayah yang lebih jauh, Tan Wulien dan We Jita yang saat ini berada di Root Tempering Stage tingkat 13, tampak berkonsentrasi penuh untuk menembus tingkatan berikutnya. Mereka memilih lokasi yang tenang di tepi jurang kecil, di mana suara angin dan gemericik air membantu mereka memusatkan pikiran.
Sementara itu, para tetua sekte, termasuk Tetua Janggut Putih dan Tetua Linwa, sedang berada di ruang kultivasi tertutup. Mereka memilih untuk memperdalam pemahaman mereka demi mempersiapkan masa depan Sekte Daun 7 Sisi.
Langit di atas sekte malam itu berbintang, namun tenang. Sekalipun tragedi sempat mengguncang, kehidupan di sekte perlahan kembali berjalan. Sebuah awal baru telah dimulai untuk Zienxi dan Vuyei.
Beberapa minggu berlalu dengan tenang. Pada suatu pagi, sinar matahari lembut menyinari bagian barat paviliun, tempat Lawzi Zienxi dan Vuyei terus berlatih dengan tekun. Keringat membasahi pelipis mereka, namun semangat tidak pernah padam. Gerakan mereka semakin mantap, menunjukkan bahwa mereka hanya selangkah lagi menuju tahap Root Tempering Stage.
Dari balik jendela terbuka paviliunnya yang indah, Tetua Miwa sesekali memperhatikan mereka. Senyum tipis terukir di wajahnya sebelum ia kembali melanjutkan kultivasinya yang mendalam.
Sementara itu, di halaman paviliun lain, Wang Xuei duduk di atas batu pipih. Matanya tajam memperhatikan gurunya yang sedang menyiapkan tungku alkimia.
"Huh... kalau saja aku bisa mencuri satu pil dari tungku itu..." gumam Wang Xuei sambil tersenyum licik.
Di sisi lain, Yuji Daofei tampak berkonsentrasi penuh melatih fisiknya. Keringat menetes di atas tanah, tapi dia tetap diam, fokus sepenuhnya.
Di jalan setapak menuju taman, Jia Yuwei dan Jia Wei berjalan berdampingan.
"Kau merasa lebih baik sekarang?" tanya Jia Wei dengan nada lembut.
Jia Yuwei mengangguk pelan. "Sedikit. Aku hanya ingin melihat-lihat... mengalihkan pikiran."
Tak jauh dari sana, Yun Xiwe dan Xieyi Zui berada di atas sebuah bukit kecil, memandang kota manusia fana di bawah sana.
"Dunia di bawah... begitu tenang dan indah," bisik Xieyi.
Yun Xiwe menatap ke kejauhan. "Tapi kadang, kedamaian hanyalah selubung. Kita tidak tahu apa yang tersembunyi di baliknya."
Sementara itu, di tempat berbeda, Tan Wulien dan We Jita masih berada di Root Tempering Stage tingkat 13. Keduanya duduk bersila di atas batu, mencoba menstabilkan energi dalam tubuh mereka.
Di ruang-ruang tertutup di sekitar Sekte Daun 7 Sisi, para tetua sedang tenggelam dalam kultivasi tertutup mereka. Suasana tenang menyelimuti seluruh wilayah sekte, seolah memberi waktu pada benih-benih kekuatan untuk tumbuh dan mengakar kuat dalam keheningan.
Perjalanan baru bagi para calon kultivator telah dimulai. Dan dunia, meski tampak sunyi, perlahan menyiapkan gelombang tantangannya sendiri.