Sebuah suara manja terdengar membuat Evelyn menghentikan langkahnya. Di depannya terlihat seorang gadis muda berusia sekitar 15 atau 16 tahun berpakaian merah muda sedang berjalan-jalan bersama ibunya dan para pelayanannya.
Dari tampilan mereka, dapat ditebak bahwa mereka mungkin bangsawan daerah lain yang sedang berlibur di ibukota ini.
Ibunya yang memakai gaun ungu lengkap dengan aksesoris berlebihan segera melirik ke arah Evelyn. Wanita paruh baya yang bertubuh agak gemuk itu mengerutkan kening tidak setuju dan jijik.
"Tidak sayangku, mengapa kau menginginkan kucing jelek itu? Lihatlah pemiliknya, seorang rakyat jelata yang miskin, mengapa harus meminta kucing dari orang sepertinya. Kita bisa berjalan-jalan lagi dan ibu akan membelikanmu kucing lain yang lebih bersih dan cantik, berapapun kau mau akan ibu berikan." Wanita itu berucap sambil melirik sinis kepada Evelyn.
"Aku tidak mau, aku hanya mau kucing itu, ambilkan kucing itu ibu, dia punyaku." Gadis muda itu semakin cemberut dan meronta-ronta dengan manja.
Ginna yang mendengar itu meradang, sangat menyenangkan jika bisa memukul dan memberi pelajaran kepada gadis manja seperti itu.
Evelyn dengan tenang melirik mereka, seakan bukan dia yang menjadi objek pembicaraan. Dia menepuk bahu Ginna sedikit menyuruh gadis itu diam dan tenang, memilih melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.
Wanita paruh baya itu kelimpungan dan panik, lalu menghela napas menyerah dan memberi isyarat kepada pelayan dibelakangnya.
Pelayan segera maju mencegat langkah Evelyn dan Ginna, kedua gadis itu diam dengan ekspresi terganggu.
"Nona, tolong segera berikan kucing itu, nona saya menginginkannya." Pelayan tadi mengeluarkan perintah dengan kepala terangkat.
Ginna maju di depan Evelyn, dia mencibir, "siapa kau yang bisa memerintah kami seenaknya. Tidak semua hal terjadi di dunia ini ada untuk menyenangkan nonamu itu."
Pelayan itu menggerakkan giginya, "Kalian rakyat jelata memang tidak tahu diri dan bodoh. Berani sekali menyinggung dan mengejek nona kami. Dengar! Kami dari rombongan Baron Boyle, kau dengar, Baron Boyle. Dan nona muda yang baru saja kau hina itu adalah anak tunggal dari Baron Boyle itu, keluarga bangsawan. Berani sekali orang seperti kalian tidak menuruti kehendaknya, bahkan jika ingin, harga diri kalian pun bisa kami beli."
"Oh ya, tidak heran seseorang bisa sesombong itu, ternyata dari keluarga bangsawan. Apakah keluarga bangsawan kalian itu tidak mengajarkan etika kepada keturunannya?"
Pelayan itu menjadi lebih marah lagi, dia menoleh kebelakang, kearah nyonya dan nona mudanya berada. Wajah nona Boyle terlihat merah karena marah dan malu, baroness Boyle juga tampak muram karena penghinaan terang-terangan itu.
Pelayan itu menenangkan diri, dia tidak boleh kalah dengan dua rakyat jelata ini, bisa-bisa dia dihukum dan dipecat oleh majikannya karena telah membuat malu keluarga majikannya.
"Sebutkan harganya, kami akan membelinya. Kalau perlu sebutkan harga diri kalian juga, kami akan memperkerjakan kalian dan membuat kalian bertekuk lutut di kediaman Boyle."
Ginna ingin kembali menjawab ketika Evelyn menghentikannya, sudah lumayan lama mereka terhambat disana, jadi Evelyn malas untuk berhadapan dengan bangsawan sombong ini lebih lama lagi.
Jika hal ini tidak segera diselesaikan, Evelyn khawatir penjaga rahasia Ethan akan datang membantu, akan merepotkan jika menarik perhatian orang-orang atau bahkan membuat penyamaran mereka terungkap.
"Tolong katakan pada Nyonya dan Nona muda mu yang sangat terhormat, kami tidak akan menjual atau memberikan apapun barang kami kepada kalian. " Evelyn berkata dengan pelan dan sarkasme.
Sungguh dia paling membenci bangsawan dan orang kaya yang bermuka dua. Menjilat dan memuja orang yang lebih berkuasa kemudian memaki-maki dan berlaku kasar kepada orang yang berada dibawah mereka.
Nyonya Boyle yang mendengar hal itupun menjadi tidak tahan dan maju untuk berhadapan langsung dengan Evelyn.
"Nona, mengapa kau membawa hal ini menjadi lebih buruk, apa salahnya memberikan kucing itu kepada anak kesayanganku. Lagipula kami akan membelinya, sebutkan berapa harganya, 2 kantong emas? 3 kantong emas? Itu sudah harga yang bahkan kalian tidak sanggup memikirkan apalagi memilikinya. Terimalah kehormatan ini." Wanita itu berkata dengan nada penuh jijik.
"Ini bukan masalah harga, tapi kepemilikan. Sedari awal, kucing ini milikku dan tidak pantas jika kau sebagai orang luar datang dan mengambil paksa milik orang lain. Itu namanya mencuri nyonya, oh atau kalian memang terbiasa mencuri? Mungkin penggelapan dana atau malah mengambil hak anak-anak yatim. Bangsawan bermental pencuri, kalian mengkhianati kepercayaan rakyat. Tanpa rakyat, apakah kalian pikir kalian bisa menjadi bangsawan kaya?. Seharusnya sekarang kalian tetap menjadi orang miskin sama seperti yang lainnya." Evelyn berkata dengan nada pelan dan senyum penuh provokasi.
Dari sistem, dia mengetahui latar belakang dan kasus-kasus yang disembunyikan keluarga Baron Boyle dari mata publik.
Keluarga itu bukan murni bangsawan, mereka adalah pejabat yang dipilih setelah sekian lama berperilaku baik untuk menjilat rakyat.
Namun sekarang keluarga itu sungguh tidak tahu diri, menggelapkan sejumlah dana dalam jumlah besar bahkan mengambil harta anak-anak yatim yang berada dibawah pengawasan mereka.
"Beraninya!??" Baroness Boyle murka, dimana gadis miskin itu mengetahui penggelapan dana dan pencurian yang telah dilakukannya dan Baron Boyle beberapa tahun ini? Tidak, ini tidak bisa di biarkan, dia harus memberi pelajaran kepada gadis kurang ajar ini.
Baroness mengangkat tinggi tangan gemuknya bersiap memukul, Ginna maju dengan cepat untuk menghalangi. Dia segera menangkis pukulan itu dan mendorong wanita sombong tersebut.
Tanpa diduga, dorongannya menyebabkan wanita itu tersungkur dan kesulitan berdiri karena berat badannya. Tulang ekornya rasanya patah dan dia kesulitan menggerakkan kakinya.
Pelayan tadi melihat perlawanan Ginna dengan sedikit takut, mereka semua hanya gadis lemah biasa yang berpura-pura kuat karena merasa punya pelindung.
Ia khawatir jika mereka ternyata menyinggung seorang penguasa setempat atau seseorang yang lebih kuat. Sekarang nyonya mereka terjatuh, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain bergegas menolong.
Nona Boyle yang sedari tadi hanya memperhatikan pun segera maju. Tapi bukannya membantu ibunya, gadis itu malah menghampiri Evelyn dan berusaha merebut paksa kucing itu.
Dia tidak peduli dengan kesulitan ibunya, dia hanya menginginkan kucing cantik bermata biru ini.
"Berikan kucing jelek ini!! Ini milikku." Lucy Boyle meraung dan menarik paksa Aru dari tangan Evelyn. Kucing itu tampak terganggu dan berusaha menggigit tangan yang ingin meraihnya.
Evelyn menghindar seperlunya, dia tidak ingin menyebabkan Aru nya terjatuh karena tingkah nona manja ini. Keduanya terus terlibat beberapa perkelahian kecil sampai menarik perhatian lebih banyak orang.
Tingkah laku Lucy Boyle membuatnya terlihat bodoh dan memalukan di mata semua orang.