LightReader

Chapter 2 - Tes Tambahan

Udara di ruang tunggu itu terasa aneh — terlalu dingin, terlalu hening.

Aku duduk di bangku logam, di antara beberapa pemain lain yang sama-sama tak tahu kenapa kami di sini.

Tidak ada logo Blue Lock di dinding, hanya layar hitam besar dengan satu kalimat berkedip:

> "Seleksi Tambahan Dimulai."

Aku menatap pantulan wajahku di layar itu.

Ryou Asahi — pemain yang bahkan tak terdaftar di sistem awal Blue Lock.

Menurut surat undangan yang datang semalam, aku dipanggil untuk tes tambahan — "uji kelayakan terakhir bagi kandidat anomali."

"Anomali, huh…" gumamku, menahan tawa kecil.

Pintu besi terbuka otomatis.

Seorang petugas muncul, wajahnya datar seperti robot.

> "Kandidat ke-300. Masuk."

Langkahku bergema di koridor panjang, menuju arena putih tanpa penonton.

Satu bola di tengah lapangan, dan di sisi seberang, lima pemain lain menatapku.

Mereka semua punya tatapan yang sama — haus akan kesempatan.

> "Peraturan sederhana," suara sistem bergema dari atas,

"Hanya satu pemain yang akan diterima ke dalam Blue Lock.

Waktu: 10 menit.

Tujuan: Bertahan."

Sirene berbunyi.

---

Mereka datang seperti serigala kelaparan.

Aku tak punya waktu berpikir — hanya bergerak.

Seorang lawan meluncur dari sisi kiri, aku menahan bola dengan tumit dan memutar cepat.

Tendangan keras dari belakang, tapi aku sempat mengelak — bola nyaris terlepas, namun "Sistem" di mataku menyala lagi.

> [Prediksi Jalur: +0.7 detik ke depan.]

Garis biru tipis muncul di udara, menunjukkan ke mana lawan akan melangkah.

Aku mengoper bola ke ruang kosong — tepat sebelum dua pemain lain beradu di titik itu.

Tabrakan keras.

Aku berlari menembus celah.

10 menit terasa seperti 10 tahun.

Tiap detik, sistem di kepalaku terus memberi data — arah tendangan, tekanan otot lawan, hingga kemungkinan cedera.

Aku bukan pemain terbaik di sini, tapi aku tahu langkah mereka sebelum mereka mengambilnya.

Ketika peluit terakhir berbunyi, hanya aku yang masih berdiri dengan bola di kaki.

---

Layar besar di atas lapangan menyala.

> [Tes Tambahan Selesai]

[Peserta Diterima ke Program Blue Lock]

[Nomor Peserta: #300]

Mataku melebar.

"Jadi aku benar-benar… diterima?"

Aku menatap sekeliling — para pemain lain terdiam, kecewa, sebagian terjatuh ke lutut.

Suara sistem bergema lagi, kali ini lebih dingin, lebih mekanis:

> "Selamat, Ryou Asahi.

Mulai sekarang, kamu adalah subjek tambahan di eksperimen Blue Lock."

Dari pintu keluar, petugas yang sama menungguku sambil membawa jersey biru tua.

Nomornya tertera jelas di punggung: 300.

> "Selamat datang di dasar piramida," katanya datar.

"Ego Jinpachi sudah menunggumu."

Aku memandangi angka itu lama.

Dingin, sepi, tapi… terasa seperti awal.

> "Baiklah," bisikku, menggenggam kain itu erat,

"kalau aku mulai dari dasar, maka puncak dunia akan jadi tempat yang pantas kutaklukkan."

Langkahku bergema lagi, kali ini menuju pintu besar bertuliskan satu nama:

BLUE LOCK.

More Chapters