LightReader

Chapter 3 - Tim Z Awal dari Predator

Tim Z, Awal dari Predator

Langit buatan di atas fasilitas Blue Lock terlalu sempurna — seolah dunia ini tak mengenal cacat.

Aku berdiri di tengah lapangan besar, bersama dua puluh sembilan pemain lain yang sama bingungnya denganku.

Angka di jersey mereka berkisar antara 290 hingga 299.

Aku satu-satunya dengan angka 300.

> "Hei, seriusan? Mereka bahkan punya nomor tiga ratus?"

"Mungkin dia pemain cadangan gagal…"

Bisikan mulai terdengar. Aku pura-pura tak peduli, meski telingaku panas.

Kemudian, layar raksasa di atas kami menyala, menampilkan wajah yang tak asing — Ego Jinpachi.

Tatapannya tajam, bibirnya melengkung dengan sinis seperti orang yang sudah bosan melihat manusia biasa.

> "Selamat datang, para pecundang terbaik Jepang," katanya dengan nada dingin.

"Kalian adalah Tim Z, posisi paling rendah dalam peringkat Blue Lock."

Beberapa orang mengeluh, tapi Ego melanjutkan.

> "Di antara 300 pemain, hanya satu yang akan menjadi striker terbaik dunia.

Sisanya? Dibuang."

Seketika ruangan senyap.

Lalu, di sudut pandangku, seseorang menatapku — Yoichi Isagi, nomor 299.

Tatapannya tidak seperti yang lain. Tidak mengejek, tidak kasihan.

Lebih seperti… menilai.

> "Kau juga dari bawah?" tanyanya.

"Lebih bawah dari kamu, kelihatannya," jawabku ringan.

Dia tertawa kecil. "Kalau begitu, semoga kau bisa tetap hidup di sini."

---

Beberapa jam kemudian, kami dikumpulkan di ruang tidur besar.

Tempat tidur bertingkat, makanan standar, dan atmosfer persaingan yang bisa kau rasakan di udara.

Bachira Meguru (#288) duduk di sampingku, rambutnya berantakan seperti singa kecil yang tak bisa diam.

> "Kau terlihat tenang, Ryou," katanya. "Padahal semua orang di sini hampir muntah karena tegang."

"Mungkin karena aku sudah mati rasa," jawabku, menatap layar hologram yang menunjukkan data para pemain.

Sistem di mataku aktif lagi —

> [Analisis Pemain: Yoichi Isagi – kemampuan membaca permainan tinggi.

Meguru Bachira – insting dribbling tidak terprediksi.

Hyoma Chigiri – kecepatan di atas rata-rata manusia normal.]

Data muncul begitu saja tanpa perintah. Sistem itu terus bekerja… bahkan tanpa kusadari.

---

Saat malam turun, Ego muncul lagi di layar, menatap kami seperti dewa yang sedang menilai ciptaannya.

> "Uji coba pertama kalian akan dimulai besok.

Satu tim akan tereliminasi sepenuhnya."

Semua orang menegang.

Bahkan Isagi yang sebelumnya terlihat santai, kini mengepalkan tangannya.

Aku menarik napas panjang.

Di kepalaku, sistem bergetar — menampilkan pesan baru yang belum pernah kulihat sebelumnya.

> [Misi Sistem: Bertahan dari Eliminasi Pertama.]

[Bonus: Adaptasi Integrasi dengan Striker Blue Lock Aktif.]

Cahaya biru menyala samar di pandanganku, sementara suara egois dalam hatiku mulai berbisik:

> "Bertahan saja tidak cukup… Aku akan menelan mereka semua."

---

Keesokan harinya, sebelum latihan dimulai, Isagi mendekat lagi.

> "Aku nggak tahu kenapa kau bisa ada di sini, tapi… kalau kau di Blue Lock, berarti kau punya sesuatu yang bisa membunuh striker lain."

"Mungkin," jawabku. "Atau mungkin akulah sistem yang akan memutuskan siapa yang layak hidup."

Isagi menatapku lama, lalu tersenyum tipis.

> "Kalau begitu, ayo lihat siapa di antara kita yang akan bertahan paling lama."

Kami saling berlalu.

Langkah-langkah kami bergema di lorong logam Blue Lock — dua predator muda yang sama-sama lapar.

More Chapters