Langit pagi di fasilitas Blue Lock tampak sama seperti biasanya: abu-abu, dingin, dan penuh aura kompetisi yang tegang.
Namun kali ini, sesuatu terasa berbeda.
Aku berdiri di lapangan tengah bersama Team Z, menatap para peserta baru tahap dua yang bersiap untuk seleksi.
Dan aku tahu… sistem di kepalaku juga merasakan hal yang sama.
> [Deteksi: Anomali dalam lapisan Ego System.]
[Reaksi: Tinggi.]
Aku mengerutkan alis.
Sistemku, yang sejak awal hanya membimbingku, kini bergetar seperti benda hidup.
Suara itu kembali terdengar — bukan datar, tapi… penuh rasa penasaran, hampir seperti ingin menilai sesuatu.
"Ryou, kau baik-baik saja?"
Bachira mendekat, matanya berbinar.
Aku tersenyum tipis. "Seperti biasa."
Tapi hatiku sedikit bergetar. Ada sensasi aneh yang aku belum pernah rasakan sebelumnya — seperti… aku bukan satu-satunya yang bisa mendengar "sistem" ini.
---
Peluit berbunyi, menandai dimulainya seleksi.
Setiap peserta harus menunjukkan kemampuan individu, tapi kali ini ada twist: Blue Lock sengaja menempatkan pemain dari berbagai tim untuk berinteraksi dan bertarung dalam satu sesi latihan besar.
Aku menatap sekeliling.
Setiap gerakan mereka begitu cepat, begitu lincah… tapi ada sesuatu yang berbeda.
Bola melayang, dan aku bisa merasakan pola mental setiap pemain — bukan hanya strategi, tapi ego mereka sendiri, energi mereka yang murni dan mentah.
> [Resonansi Ego: Terdeteksi.]
Aku tersentak sedikit.
Apakah sistemku benar-benar mulai beresonansi dengan orang lain?
Setiap detak jantung, setiap napas peserta lain… tampaknya terdengar di kepalaku.
Aku menggerakkan kaki, menendang bola ke arah peserta baru yang mencoba mencuri ruang.
Tapi bukan sekadar insting, bukan sekadar strategi.
Ini… seperti tarian ego yang saling menempel, memantul satu sama lain, dan aku… berada di tengahnya.
---
Isagi menatapku dari sisi lapangan, raut wajahnya serius.
Aku tahu dia merasakan hal yang sama.
Setiap kali aku bergerak, reaksinya meningkat.
Ketika aku menembak, gerakannya lebih cepat, instingnya lebih tajam.
Tanpa sadar, aku mulai menyadari: aku sedang mempengaruhi mereka.
Bachira mendekat lagi, tersenyum lebar.
"Ryou… kau kayak punya aura aneh hari ini."
Aku tertawa kecil, tapi hatiku berdebar.
Aura? Lebih tepatnya, resonansi.
Sistem ini, atau ego ini… tidak lagi terbatas padaku sendiri.
---
Pelatihan berlanjut, semakin intens.
Aku dan beberapa anggota Team Z melakukan latihan kombinasi, tapi setiap kali aku memberi sentuhan pada bola atau bergerak, mereka secara otomatis menyesuaikan diri — lebih cepat, lebih agresif, lebih tepat.
Tapi begitu aku menjauh, mereka terlihat sedikit kehilangan fokus.
Aku menatap mereka… dan merasakan ketegangan yang aneh.
Ini bukan hanya latihan.
Ini… efek dari egoku yang merambat ke mereka.
> [Warning: Resonansi Ego meningkat di seluruh Team Z.]
Aku menelan ludah.
Apakah ini… normal?
Sistemku mulai mengekspansi, tanpa aku sadari.
Aku bisa mendengar suara halus di kepalaku:
> [Subjek lain mulai merespons. Efek meningkat 42%.]
Aku menatap wajah para pemain lain.
Mereka tidak tahu apa yang terjadi.
Mereka hanya mengikuti insting… yang kini dipengaruhi olehnya — olehnya yang… aku sendiri.
---
Sesi latihan berakhir, napas terengah, tubuh berkeringat, dan wajah-wajah lelah namun tersenyum.
Isagi menghampiriku, menepuk bahuku.
"Ryou… kau benar-benar membuat kami lebih baik hari ini. Tapi… rasanya sedikit aneh, ya?"
Aku mengangguk pelan.
"Ya… rasanya seperti… kita semua terhubung."
Di sudut mataku, garis biru samar yang biasanya muncul di pikiran sistemku kini menyebar tipis ke arah mereka.
Aku tahu satu hal pasti: ini baru permulaan.
Sistem, ego, dan aku… sekarang mulai mempengaruhi orang lain.
Dan Blue Lock akan segera menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan striker nomor 0 ini.
---
📖 Catatan untuk pembaca Webnovel:
Jika kalian menyukai bab ini, jangan lupa beri dukungan dengan:
💬 Komentar, 🌟 Vote, dan 🔔 Follow!
Setiap dukungan kalian membuat penulis semakin semangat untuk menulis perjalanan Ryou Asahi selanjutnya! 🙌🔥